Senin, 11 Februari 2013

Pengaruh Unsur-Unsur Lingkungan Fisik Ternak


I. PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Setiap mahkluk hidup mempunyai lingkungan tersendiri dimana ia hidup. Lingkungan sangat mempengaruhi penampilan setiap mahkluk hidup, misalkan ternak. Lingkungan selalu ikut dimana ternak itu berada. Lingkungan mikro atau mikroklmat adalah keadaan yang lebih mengarah pada kondisi ternak dimana diekspos secara langsung selama beberapa waktu tertentu. Lingkungan mikro ternak ini terdiri dari lingkungan fisik, lingkungan biologi, lingkungan kimia dan lingkungan sosial. Lingkungan fisik ternak meliputi suhu atau temperatur, kelembaban, curah hujan, angin, radiasi matahari, cahaya dan ketinggian tempat. Pengaruh dari unsur-unsur lingkungan fisik sangat besar pada ternak karena proses fisiologis ternak sangat sensitif terhadap perubahan unsur-unsur lingkungan fisik tersebut, maka perhatian umat manusia adalah pada kerja langsung unsur-unsur tersebut terhadap performans atau penampilan ternaknya. Unsur-unsur lingkungan fisik secara umum digambarkan sebagai jari-jari sebuah roda yang saling berinteraksi. Apabila pengaruh dari satu unsur mencapai ekstrim maka satu jari ini akan patah dan keseimbangan antara lingkungan dan ternak akan tergangganggu.
1.2 Tujuan
Mengetahui dan memahami pengaruh unsur-unsur lingkungan fisik terhadap penampilan produktivitas ternak.
II. PEMBAHASAN
Penampilan seekor ternak merupakan pengaruh dari faktor genetik yang didukung oleh faktor lingkungan serta interaksi antara faktor lingkungan dan faktor genetik. Seekor ternak menampilkan produktivitas yang tinggi merupakan dukungan dari unsur tersebut secara maksimal. Iklim lingkungan terbagi atas dua bagian besar yaitu makrolimat (lingkungan makro) dan mikrolimat (lingkungan mikro). Lingkungan makro mengarah pada kondisi yang berlaku pada suatu wilayah atau negara sedangkan lingkungan mikro lebih mengarahkondisi dimana ternak diekspos secara langsung pada waktu-waktu tertentu. Lingkungan mikro ternak meliputi unsur-unsur lingkungan fisik, lingkungan biologi, lingkungan kimia dan lingkungan sosial. Unsur-unsur lingkungan fisik meliputi suhu udaraatau temperatur, kelembaban, curah hujan, kecepatan angin, radiasi matahari, cahaya dan ketinggian tempat.
A.Lingkungan Fisik Ternak
Banyak komponen lingkungan yang mempengaruhi penampilan ternak, ditentukan oleh alam maupun manusia yang secara keseluruhan disebut sebagai lingkungan fisik. Untuk mencapai performans yang optimum pada Sapi, Domba dan Kerbau  kita menginginkan lingkungan iklim dengan temperatur udara berkisar 130-180c, kelembaban relatif 60-70%, kecepatan angin 5-8 km/jam pada tingkat radiasi matahari yang sedang.
Temperatur, kelembaban relatif dan tingkat radiasi matahari yang berlaku dilintang antara 300LS-300LU, umumnya berada diatas kisaran ideal untuk menunjang efisiensi optimum dari penampilan ternak. Karena itu peternak harus mempertimbangkan cara memodifikasi dampak atau pengaruh dari lingkungan terhadap tampilan ternaknya. Sangatlah penting untuk banyak memahami bagaimana pengaruh berbagai unsur lingkungan fisik terhadap ternak baik secara langsung maupun interaksinya.
Usaha peternakan didaerah tropis umumnya dilaksanakan secara tradisonal. Pengusahanya secara kecil-kecilan dan tehkniknya meniru dari peternak terdahulu. Sistem peternakan yang demikian sangat tergantung pada kondisi lingkungannya. Lingkungan yang baik akan mempercepat laju perkembangan  peternakan tetapi pada saat lingkungan jelek akan terjadi sebaliknya.
Untuk menghindari lingkungan fisik yang tidak mendukung, manusia sebagai peternak memerlukan pemikiran yang layak dalam mengetrap sistem manajemen yang baik. Lingkungan fisik yang mempengaruhi kehidupan ternak didaerah tropis dapat digambarkan sesuai dengan teori Bonsma 1958. Bonsma (1958) mengungapkan konsep roda pada peternakan tradisional, karena pada sistem peternakan tradisional ternaknya tidak dilindungi oleh faktor lingkungan. Peternakan diumpamakan sebagairoda, bila tidak ada gangguan maka roda akan menggelinding dengan mulus. Unsur-unsur lingkungan fisik ternak secara umum digambarkan sbagai jari-jari dari sebuah roda. Dalam ilustrasi ini manusia bertindak sebagai as roda, ternak sebagai pusat roda dan manajemen sebagai pelumas untuk menjaga roda tetap berputar, lingkaran permukaan roda menggambarkan lingkaran keseluruhan yang ditopang bentuknyaoleh jari-jari roda yang melambangkan pengaruh berbagai unsur lingkungan fisik tersebut. Arah anak panah melingkar menunjukkan interaksi penting diantara unsur-unsur tersebut, apabila pengaruh dari suatu unsur mencapai ekstrim maka satu jari-jariakan patah dan keseimbangan antara lingkungan dan ternak menjadi terganggu. Apabila ternak ditempatkan pada kondisi temperatur 80-100c diatas kisaran optimium maka roda akan mencerminkan tekanan atau depresi. Keadaan demikian membuat ternak berada dalam tingkatan tidak nyaman dan menstimulir reaksi proses fisiolgi tertentu yang membawa perubaran tingkah laku, yang mencakup menurunnya  feedintake dan sejumlah pengurangan efisiensi nisbah input dan output energi. Dampak utama perubahan temperatur tidak langsung bereaksi tetapi melaui jalur tidak langsung. Apabila kondisi temperatur yang tinggi berlangsung terus, maka pengaruh tidak langsung terhadap ternak harus melalui ketidakcukupan atau minimnya pakan, penyakit dan parasit akan membuat roda tersebut roboh. Apabila beberapa jarinya hancur  maka lingkungan yang demikian membuat ternak menjadi kurang menguntungkan baik efisiensinya maupun total produktivitasnya.
B. Pengaruh Unsur-Unsur Lingkungan Fisik Terhadap Produktivitas Penampilan Ternak
1.Temperatur (Suhu Udara)
Temperatur  udara sangat penting sebagai faktor bioklimatik dalam lingkungan fisik ternak. Temperatur udara disekitar ternak sangat penting untuk kenyamanan ternak dan fungsi-fungsi proses fisiologisnya. Secara normal panas tubuh ternak akan dilepas secara konduksi melalui permukaan kulit (panas ternak 330c) ke udara yang lebih dingin disekitarnya. Tetapi temperatur udara yang berada diatas kisaran kenyamanan (130-180c) maka pelepasan panas menurun dan apabila temperatur  udara melebihi temperatur kulit maka aliran panas akan terjadi berlawanan arah. Temperatur dapat membuat ternak hidup nyaman, kepanasan maupun kedinginan. Ternak yang hidup didaerah tropis umumnya banyak yang kepanasan, sumber panas selain dari matahari adalah pancaran panas dari tanah. Pancaran panas dari tanah kering paling besar terjadi pada sore hari, yang mana waktu tersebut bersamaan dengan mulainya ternak yang akan digembalakan. Didaerah yang agak kering (semi arid) dan kering (arid) temperatur udara mencapai di atas 400c. Temperatur tersebut sangat mencekam kehidupan ternak terutama pada bagian tubuh sebelah bawah (ventral). Walaupun demikian panas yang berasal dari pantulan tanah cepat menghilang atau menurun, karena matahari juga cepat tenggelam, inipun memberikan keuntungan pada ternak untuk melepas dengan cepat panas tubuh yang tertimbun dengan cara konduksi ke tanah yangsudah dingin. Cekaman yang berlangsung terus-menerus mengakibatkan  kaki ternak menjadi panjang dan tubuhnya tidak dapat gemuk seperti halnya ternak-ternak di daerah dingin.
Pola temperatur udara yang berlaku juga dipengaruhi oleh ketinggian tempat. Temperatur  udara cenderung menurun 0,650setiap 100 m kenaikan tinggi tempat dari permukan  laut. Kecepatan angin dan sumber angin mempunyai arti penting terhadap tempertatur udara yang berlaku.
2.Kelembaban Udara
Kelembaban udara bersama-sama dengan temperatur udara berpengaruh terhadap fisiologis ternak. Temperatur udara tinggi, kelembaban tinggi maupun temperatur udara rendah dan kelembaban udara rendah tidak baik bagi kehidupan ternak. Temperatur optimal untuk ternak 130c-180c ( McDowell,1977) dan 220c-270c ( Ames dan Ray,1983) dengan kelembaban udara sedang maka akan menghasilkan daerah yang nyaman bagi kehidupan ternak. Pelepasan udara pada tubuh ternak dapat dilakukan secara radiasi, konveksi,  konduksi dan evaporasi. Pelepasan udara tubuh yang bergantung pada kelembaban udara adalah secara evaporasi. Pelepasan udara secara evaporasi dapat dikeluarkan melalui permukaan kulit ataupun saluran pernapasan. Kelambatan atau kecepatan pelepasan tubuh secara evaporasi akan mengganggu keseimbangan panas tubuh. Alat untuk mengukur kelembaban udara yang sederhana dapat berupa pola basah dan bola kering.
Alat pengukur kelembaban , tekanan dan tempertur udara sudah banyak diperjual-belikan. Dengan alat ini kita dapat mengidentifikasi daerah kenyamanan. Kelembaban udara maksimum terjadi pada pagi hari sedang kelembaban udara minimum dicapai pada sore hari. Ternak yang selalu ada didalam kandang perlu diperhatikan kelembabannya.
3.Energi Radiasi
Ternak di daerah tropis perlu diadakan pengontrolan keseimbangan panas tubuhnya. Radiasi yang datang bisa berasal dari matahari, hewan, tumbuhan dan benda-benda lain yang memantulkan sinar. Energi radiasi yang diterima saling di pantulkan, sehingga menyebabkan suhu udara menjadi meningkat. Secara umum energi radiasi mempunyai korelasi negatif dengan kelembaban, tetapi level radiasi mempunyai korelasi positif dengan temperatur maksimum. Permukaan yang berwarna putih banyak memantulkan sinar, bagi ternak yang berbulu putih lebih tahan di gembalakan dari pada yang berwarna lainnya. Ternak yang berwarna hitam lebih mudah terengah-engah sewaktu berada di padang pengembalaan yang terkena sinar matahari langsung.
4.Gerakan Udara
Pergerakan udara dapat juga disebut angin. Angin bergerak dari daerah padat arah udara renggang. Angin membawa panas tubuh ternak melalui pergerakannya. Laju gerakan udara bergerak di atas permukaan kulit ternak mempengaruhi laju pelepasan panas tubuh. Pelepasan panas tubuh ternak akan sulit dibawa angin apabila bulu tubuh tidak dapat di tembus atau banyak  kotoran yang melekat. Pelepasan panas tubuh ternak secara evaporasi sangat bergantung pada cepat atau lambatnya pergerakan udara di sekitar tubuh ternak. Pelepasan panas tubuh ternak akan mudah terjadi jika suhu udara sedang dan kecepatan angin tinggi. Angin akan membawa panas tubuh secara konduksi sepanjang temperatur udara rendah bila dibandingkan temperatur permukaan kulit. Akan tetapi jika pergerakan udara semakin meningkat maka radiasi matahari menjadi bertambah. Angin yang mempunyai kecepatan sekitar  8 km/jam-16 km/jam didaerah panas penting untuk menolong ternak yang tercekam panas. Angin yang berhembus di malam hari dengan kecepatan sekitar 8 km/jam-16 km/jam kurang menguntungkan bagi kehidupan ternak di daerah tropis.
5.Curah Hujan
Akibat curah hujan, kelembaban dalam kandang meningkat yang akan mengganggu kehidupan ternak. Disamping itu selama musim hujan banyak mineral tanah yang  tercuci.  Akibatnya tidak sedikit hijauan  makanan ternak yang kekurangan mineral. Selama terjadi hujan, matahari kurang terang bahkan tidak mengeluarkan atau menghasilkan cahaya ke bumi. Kekurangan sinar matahari menyebabkan sistem lain menjadi terhambat. Pola hujan musiman sangat penting bagi ternak karena;
a)      Jumlah pakan yang dapat diproduksi.
b)      Panjang waktu hijauan mempertahankan kualitas.
c)      Praktek penggembalaan dapat dilakukan.
d)      Kebutuhan akan penyiraman dan suplai pakan suplemen.
e)      Tipe pengawetan pakan yang paling sesuai.
6.Cahaya
Periode cahaya dalam satu hari dinamakan foto periode dan didefenisikan  sebagai waktu  matahari terbit dan terbenam. Cahaya sinar matahari secara fisiologis mempengaruhi tubuh ternak, cahaya yang diterima oleh mata ternak disalurkan ke hipotalamus yang dapat mensekresi hormon yang dapat berfungsi untuk melestarikan hormon-hormon lain yang di keluarkan oleh target organ. 
7. Tekanan Udara
Di daerah tropis tekanan udara tergantung pada letak daerah. Daerah ditepi pantai tekanan udaranya lain dengan yang berada di pegunungan. Menurunnya tekanan atmosfir akan merangsang jumlah konsumsi, tetapi jika tekanan tinggi sebagian makanan yang normal diberikan tidak akan dimakan ternak. Berdasarkan hasil penelitian sapi Bali di Timor pada ketinggian tempat yang berbeda menunjukkan penampilan yang berbeda pula. Pengembangan peternakan dengan memperhatikan unsur-unsur lingkungan merupakan salah satu cara untuk meningkatkan produktivitas.

III. PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Penampilan seekor ternak merupakan pengaruh dari faktor genetik yang didukung oleh faktor lingkungan serta interaksi antara faktor lingkungan dan genetik. Seekor ternak menampilkan produktivitas yang tinggi itu merupakan dukungan dari setiap unsur secara maksimal. Lingkungan selalu ikut dimanapun ternak itu berada dan ternak selalu berusaha untuk membentuk lingkungan yang baik atau nyaman agar dapat berprestasi. Lingkungan fisik mempengaruhi ternak secara langsung yaitu melalui unsur-unsur lingkungannya baik sendiri maupun interaksi diantaranya dan secara tidak langsung melaui pakan dan penyakit. Pengembangan peternakan dengan memperhatikan unsur-unsur lingkungan merupakan salah satu cara untuk meningkatkan produktivitas dan pendapatan.
3.2 Saran
Lingkungan fisik sangatlah penting bagi ternak dalam mengembangkan produktivitasnya. Oleh karena itu lingkungan fisik harus diperhatikan dengan baik. Lingkungan biologi, lingkungan kimia dan lingkungan sosial merupakan bagian darilingkungan mikro yang tidak kalah pentingnya dari lingkungan fisik. Agar mendapat produktivitas yang terbaik dari ternak maka perlu pula diperhatikan lingkungan lainnya.