I. PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Setiap
mahkluk hidup mempunyai lingkungan tersendiri dimana ia hidup. Lingkungan sangat mempengaruhi
penampilan setiap mahkluk hidup, misalkan ternak. Lingkungan selalu ikut dimana ternak itu
berada. Lingkungan mikro atau mikroklmat adalah keadaan yang lebih mengarah pada kondisi
ternak dimana diekspos secara langsung selama beberapa waktu tertentu. Lingkungan mikro
ternak ini terdiri dari lingkungan fisik, lingkungan biologi, lingkungan kimia dan
lingkungan sosial. Lingkungan
fisik ternak meliputi suhu atau temperatur, kelembaban, curah hujan, angin, radiasi matahari, cahaya dan ketinggian
tempat. Pengaruh dari unsur-unsur lingkungan fisik sangat besar pada
ternak karena proses fisiologis ternak sangat sensitif terhadap perubahan unsur-unsur
lingkungan fisik tersebut, maka perhatian umat manusia adalah pada kerja langsung
unsur-unsur tersebut terhadap performans atau penampilan ternaknya. Unsur-unsur
lingkungan fisik secara umum digambarkan sebagai jari-jari sebuah roda yang saling berinteraksi. Apabila
pengaruh dari satu
unsur mencapai ekstrim maka satu jari ini akan patah dan keseimbangan antara
lingkungan dan ternak akan tergangganggu.
1.2
Tujuan
Mengetahui
dan memahami pengaruh unsur-unsur lingkungan fisik terhadap penampilan produktivitas
ternak.
II.
PEMBAHASAN
Penampilan
seekor ternak merupakan pengaruh dari faktor genetik yang didukung oleh faktor lingkungan serta
interaksi antara faktor lingkungan dan faktor genetik. Seekor ternak
menampilkan produktivitas yang tinggi merupakan dukungan dari unsur tersebut
secara maksimal.
Iklim lingkungan terbagi atas dua bagian besar yaitu makrolimat (lingkungan makro) dan mikrolimat
(lingkungan mikro). Lingkungan makro mengarah pada kondisi yang berlaku pada suatu
wilayah atau negara sedangkan lingkungan mikro lebih mengarahkondisi dimana
ternak diekspos secara langsung pada waktu-waktu tertentu. Lingkungan mikro
ternak meliputi unsur-unsur lingkungan fisik, lingkungan biologi, lingkungan kimia dan
lingkungan sosial. Unsur-unsur lingkungan fisik meliputi suhu udaraatau
temperatur, kelembaban, curah hujan, kecepatan angin, radiasi matahari, cahaya
dan ketinggian tempat.
A.Lingkungan
Fisik Ternak
Banyak
komponen lingkungan yang mempengaruhi penampilan ternak, ditentukan oleh alam
maupun manusia yang secara keseluruhan disebut sebagai lingkungan fisik. Untuk
mencapai performans yang optimum pada Sapi, Domba dan Kerbau kita
menginginkan lingkungan iklim
dengan temperatur udara
berkisar 130-180c, kelembaban relatif 60-70%, kecepatan
angin 5-8 km/jam pada tingkat radiasi matahari yang sedang.
Temperatur, kelembaban relatif dan
tingkat radiasi matahari yang berlaku dilintang antara 300LS-300LU,
umumnya berada diatas kisaran ideal untuk menunjang efisiensi optimum dari
penampilan ternak. Karena itu peternak harus mempertimbangkan cara
memodifikasi dampak atau pengaruh dari lingkungan terhadap tampilan
ternaknya. Sangatlah penting untuk banyak memahami bagaimana pengaruh berbagai unsur
lingkungan fisik terhadap ternak baik secara langsung maupun interaksinya.
Usaha
peternakan didaerah tropis umumnya dilaksanakan secara tradisonal. Pengusahanya secara
kecil-kecilan dan tehkniknya meniru dari peternak terdahulu. Sistem peternakan yang
demikian sangat tergantung pada kondisi lingkungannya. Lingkungan yang baik akan
mempercepat laju perkembangan peternakan tetapi pada saat lingkungan jelek
akan terjadi sebaliknya.
Untuk
menghindari lingkungan fisik yang tidak mendukung, manusia sebagai peternak memerlukan
pemikiran yang layak dalam mengetrap sistem manajemen yang baik. Lingkungan
fisik yang mempengaruhi kehidupan ternak didaerah tropis dapat digambarkan sesuai
dengan teori Bonsma 1958. Bonsma (1958) mengungapkan konsep roda pada
peternakan tradisional, karena pada sistem peternakan tradisional ternaknya
tidak dilindungi oleh faktor lingkungan. Peternakan diumpamakan sebagairoda,
bila tidak ada gangguan maka roda akan menggelinding dengan mulus. Unsur-unsur
lingkungan fisik ternak secara umum digambarkan sbagai jari-jari dari sebuah
roda. Dalam ilustrasi ini manusia bertindak sebagai as roda, ternak sebagai
pusat roda dan
manajemen sebagai pelumas untuk menjaga roda tetap berputar, lingkaran permukaan roda
menggambarkan lingkaran keseluruhan yang ditopang bentuknyaoleh jari-jari roda
yang melambangkan pengaruh berbagai unsur lingkungan fisik tersebut. Arah anak
panah melingkar menunjukkan interaksi penting diantara unsur-unsur tersebut,
apabila pengaruh dari suatu unsur mencapai ekstrim maka satu jari-jariakan
patah dan keseimbangan antara lingkungan dan ternak menjadi terganggu. Apabila ternak
ditempatkan pada kondisi temperatur 80-100c diatas kisaran optimium maka roda akan
mencerminkan tekanan atau depresi. Keadaan demikian membuat ternak berada dalam
tingkatan tidak nyaman dan menstimulir reaksi proses fisiolgi tertentu yang membawa
perubaran tingkah laku, yang mencakup menurunnya feedintake dan sejumlah pengurangan
efisiensi nisbah input dan output energi. Dampak utama perubahan temperatur tidak
langsung bereaksi tetapi melaui jalur tidak langsung. Apabila kondisi
temperatur yang tinggi berlangsung terus, maka pengaruh tidak langsung terhadap
ternak harus melalui ketidakcukupan atau minimnya pakan, penyakit dan parasit akan
membuat roda tersebut roboh. Apabila beberapa jarinya hancur maka lingkungan yang demikian membuat ternak
menjadi kurang menguntungkan
baik efisiensinya maupun total produktivitasnya.
B. Pengaruh Unsur-Unsur
Lingkungan Fisik Terhadap Produktivitas Penampilan Ternak
1.Temperatur (Suhu Udara)
Temperatur udara sangat penting sebagai faktor
bioklimatik dalam lingkungan
fisik ternak. Temperatur udara disekitar ternak sangat penting untuk kenyamanan
ternak dan fungsi-fungsi proses fisiologisnya. Secara normal panas tubuh ternak akan dilepas
secara konduksi melalui permukaan kulit (panas ternak 330c) ke udara yang lebih dingin
disekitarnya. Tetapi temperatur udara yang berada diatas kisaran
kenyamanan (130-180c) maka pelepasan panas menurun dan
apabila temperatur udara melebihi temperatur
kulit maka aliran panas akan terjadi berlawanan arah. Temperatur dapat
membuat ternak hidup nyaman, kepanasan maupun kedinginan. Ternak yang
hidup didaerah tropis umumnya banyak yang kepanasan, sumber panas selain
dari matahari adalah pancaran panas dari tanah. Pancaran panas dari tanah
kering paling besar terjadi pada sore hari, yang mana waktu tersebut bersamaan
dengan mulainya ternak yang akan digembalakan. Didaerah yang agak kering (semi
arid) dan kering (arid) temperatur udara mencapai di atas 400c.
Temperatur tersebut sangat mencekam kehidupan ternak terutama pada bagian tubuh sebelah
bawah (ventral). Walaupun demikian panas yang berasal dari pantulan
tanah cepat menghilang atau menurun, karena matahari juga cepat tenggelam,
inipun memberikan keuntungan pada ternak untuk melepas dengan cepat panas tubuh
yang tertimbun dengan cara konduksi ke tanah yangsudah dingin. Cekaman yang
berlangsung terus-menerus mengakibatkan kaki ternak menjadi panjang
dan tubuhnya tidak dapat gemuk seperti halnya ternak-ternak di daerah dingin.
Pola
temperatur udara yang berlaku juga dipengaruhi oleh ketinggian tempat. Temperatur udara
cenderung menurun 0,650setiap 100 m kenaikan tinggi tempat dari permukan laut.
Kecepatan angin dan sumber angin mempunyai arti penting terhadap
tempertatur udara yang berlaku.
2.Kelembaban Udara
Kelembaban udara bersama-sama dengan
temperatur udara berpengaruh terhadap
fisiologis ternak. Temperatur udara tinggi, kelembaban tinggi maupun temperatur udara rendah
dan kelembaban udara rendah tidak baik bagi kehidupan ternak. Temperatur
optimal untuk ternak 130c-180c ( McDowell,1977) dan 220c-270c
( Ames dan Ray,1983) dengan kelembaban udara sedang maka akan menghasilkan daerah yang
nyaman bagi kehidupan ternak. Pelepasan udara pada tubuh ternak dapat dilakukan
secara radiasi, konveksi, konduksi dan evaporasi. Pelepasan udara tubuh
yang bergantung pada kelembaban udara adalah secara evaporasi. Pelepasan
udara secara evaporasi dapat dikeluarkan melalui permukaan kulit ataupun saluran
pernapasan. Kelambatan atau kecepatan pelepasan tubuh secara evaporasi akan
mengganggu keseimbangan panas tubuh. Alat untuk mengukur kelembaban
udara yang sederhana dapat berupa pola basah dan bola kering.
Alat pengukur
kelembaban , tekanan
dan tempertur udara sudah banyak diperjual-belikan. Dengan alat ini kita dapat
mengidentifikasi daerah kenyamanan. Kelembaban udara maksimum terjadi pada pagi
hari sedang kelembaban
udara minimum dicapai pada sore hari. Ternak yang selalu ada didalam kandang
perlu diperhatikan kelembabannya.
3.Energi
Radiasi
Ternak di
daerah tropis perlu diadakan pengontrolan keseimbangan panas tubuhnya. Radiasi
yang datang bisa berasal dari matahari, hewan, tumbuhan dan benda-benda lain yang memantulkan
sinar. Energi radiasi yang diterima saling di pantulkan, sehingga
menyebabkan suhu udara menjadi meningkat. Secara umum energi radiasi
mempunyai korelasi negatif dengan kelembaban, tetapi level radiasi mempunyai
korelasi positif dengan temperatur maksimum. Permukaan yang berwarna putih banyak
memantulkan sinar, bagi ternak yang berbulu putih lebih tahan di
gembalakan dari pada
yang berwarna lainnya. Ternak yang berwarna hitam lebih mudah terengah-engah
sewaktu berada di padang pengembalaan
yang terkena sinar matahari langsung.
4.Gerakan Udara
Pergerakan
udara dapat juga disebut angin. Angin bergerak dari daerah padat arah udara
renggang. Angin membawa panas tubuh ternak melalui pergerakannya. Laju
gerakan udara bergerak di atas permukaan kulit ternak mempengaruhi laju
pelepasan panas tubuh. Pelepasan panas tubuh ternak akan sulit dibawa angin
apabila bulu tubuh tidak dapat di tembus atau banyak kotoran yang melekat. Pelepasan
panas tubuh ternak secara evaporasi sangat bergantung pada cepat atau lambatnya
pergerakan udara di sekitar tubuh ternak. Pelepasan panas tubuh ternak akan
mudah terjadi jika suhu udara sedang dan kecepatan angin tinggi. Angin akan
membawa panas tubuh secara konduksi sepanjang temperatur udara rendah
bila dibandingkan temperatur permukaan kulit. Akan tetapi jika pergerakan
udara semakin meningkat maka radiasi matahari menjadi bertambah. Angin yang
mempunyai kecepatan sekitar 8 km/jam-16 km/jam
didaerah panas penting untuk menolong ternak yang tercekam panas. Angin yang berhembus di malam hari
dengan kecepatan sekitar 8 km/jam-16 km/jam kurang menguntungkan bagi kehidupan
ternak di daerah tropis.
5.Curah Hujan
Akibat curah
hujan, kelembaban dalam kandang meningkat yang akan mengganggu kehidupan
ternak. Disamping itu selama musim hujan banyak mineral tanah yang tercuci. Akibatnya
tidak sedikit hijauan makanan ternak yang kekurangan mineral.
Selama terjadi hujan, matahari kurang terang bahkan tidak mengeluarkan atau
menghasilkan cahaya ke bumi. Kekurangan sinar matahari menyebabkan sistem lain
menjadi terhambat. Pola hujan musiman sangat penting bagi ternak karena;
a)
Jumlah
pakan yang dapat diproduksi.
b)
Panjang
waktu hijauan mempertahankan kualitas.
c)
Praktek
penggembalaan dapat dilakukan.
d)
Kebutuhan
akan penyiraman dan suplai pakan suplemen.
e)
Tipe
pengawetan pakan yang paling sesuai.
6.Cahaya
Periode
cahaya dalam satu hari dinamakan foto periode dan didefenisikan sebagai waktu matahari terbit dan terbenam. Cahaya sinar
matahari secara
fisiologis mempengaruhi tubuh ternak, cahaya yang diterima oleh mata ternak disalurkan ke hipotalamus
yang dapat mensekresi hormon yang dapat berfungsi untuk melestarikan
hormon-hormon lain yang di keluarkan oleh target organ.
7. Tekanan Udara
Di daerah tropis tekanan
udara tergantung pada letak daerah. Daerah ditepi pantai tekanan udaranya lain
dengan yang berada di pegunungan. Menurunnya
tekanan atmosfir akan merangsang jumlah konsumsi, tetapi jika tekanan tinggi sebagian
makanan yang normal diberikan tidak akan dimakan ternak. Berdasarkan hasil
penelitian sapi Bali di Timor pada ketinggian tempat yang berbeda menunjukkan
penampilan yang berbeda pula. Pengembangan peternakan dengan
memperhatikan unsur-unsur lingkungan merupakan salah satu cara untuk meningkatkan
produktivitas.
III. PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Penampilan
seekor ternak merupakan pengaruh dari faktor genetik yang didukung oleh faktor
lingkungan serta interaksi antara faktor lingkungan dan genetik. Seekor ternak
menampilkan produktivitas yang tinggi itu merupakan dukungan dari setiap unsur secara maksimal.
Lingkungan selalu ikut dimanapun ternak itu berada dan ternak selalu berusaha untuk membentuk
lingkungan yang baik atau nyaman agar dapat berprestasi. Lingkungan fisik
mempengaruhi ternak secara langsung yaitu melalui unsur-unsur lingkungannya baik
sendiri maupun interaksi diantaranya dan secara tidak langsung melaui pakan dan penyakit.
Pengembangan peternakan dengan memperhatikan unsur-unsur lingkungan merupakan
salah satu cara untuk meningkatkan produktivitas dan pendapatan.
3.2 Saran
Lingkungan
fisik sangatlah penting bagi ternak dalam mengembangkan produktivitasnya. Oleh
karena itu lingkungan fisik harus diperhatikan dengan baik. Lingkungan biologi,
lingkungan kimia dan lingkungan sosial merupakan bagian darilingkungan mikro
yang tidak kalah pentingnya dari lingkungan fisik. Agar mendapat produktivitas yang
terbaik dari ternak maka perlu pula diperhatikan lingkungan lainnya.